Judul tulisan kali ini rasanya masih populer ya? Sanggup bikin ibu-ibu membentuk beberapa kubu : tim yang pro, kontra, tengah-tengah bahkan abstain pun pasti ada. Mangga itu mah terserah selera saja.. Drakor juga gitu. Jadi.. tim Do-san atau tim Ji-pyeong kah Anda? #startup # drakor hehehe..
Tulisan asli dengan
paparan lebih lengkap sudah lama diposting oleh teman saya, owner Daycare
Bintang Waktu Jakarta Pusat (link-nya akan saya cantumkan di akhir blog bagian
2). Saya mendapatkan materi ini dalam bentuk lembaran newsletter Daycare Bintang
Waktu Jakarta Pusat bulan April 2012 yang dibagikan saat hadir di salah satu
acara mereka.
Di blog ini, saya
hanya ingin membagi ulang plus ikut membuat ulasan ala Rumah Montessori dari paparan
materi beliau tentang bagaimana tahapan otak anak berkembang berdasar teori
Triune Brain by Paul M. Lean dan beberapa penjelasan terkait membaca pada anak
usia dini yang nantinya akan membawa para orangtua pada sebuah kesimpulan
masing-masing untuk menjawab sendiri pertanyaan di judul tulisan ini. Mungkin
juga akan ditemukan beberapa tambahan catatan serta pemikiran dari versi saya
sendiri terkait bahasan ini. Semoga bermanfaat..
Tahapan perkembangan
otak anak (Triune Brain Theory) :
1.
Fish Brain (mulai dalam
kandungan)
Perkembangan batang
otak anak yang terbentuk ketika anak masih dalam kandungan. Inilah sebabnya
bayi mampu ‘berenang’ dalam rahim ibunya juga mampu berenang di dalam air tanpa
ada yang mengajari. Jika seorang bayi berusia 1-2 bulan dimasukkan ke bak
mandi, dia biasanya akan refleks menggerak-gerakkan kaki dan tangannya seperti
gaya berenang seekor anjing.
2.
Reptile Brain (2 – 3
tahun)
Bagian perkembangan
dari batang otak dan cerebellum. Pada tahap ini anak memiliki tingkah laku
seperti reptile ‘fight or flight’ (melawan atau melarikan diri untuk survive) yaitu
aktif bergerak, melawan, melarikan diri (kabur) serta menghindari perubahan.
Fungsi pencernaan, reproduksi, sirkulasi darah dan pernafasan juga disimpan
disini. Inilah sebabnya seorang anak akan cenderung lari atau sembunyi minta
perlindungan orangtuanya, menghindar, pasang muka galak dan beberapa malah
menyerang duluan bila mereka bertemu dengan orang asing atau ketika merasa
terganggu kenyamanannya. Manusia memiliki insting untuk survive : fight or
flight. Fight (bertahan - melawan) digambarkan disini pada anak yang pasang
muka galak lalu marah dan memukul duluan sedangkan flight (melarikan diri)
digambarkan pada anak yang lari lalu sembunyi di orangtuanya.
Makanya gak heran
kalau di prasekolah, anak-anak usia ini tuh lagi susah banget diajak
kooperatif. Aktif bergerak, lari kesana kesini, belum mau ikuti instruksi
kegiatan guru karena masih punya mau dan ruang sendiri untuk menemukan
kenyamanan di lingkungan yang masih belum menjadi comfort zone-nya. Guru yang
masih belum dipercayainya masih termasuk faktor pengganggu kenyamanan. Sabar,
pahami dan ikuti aja bahwa ini memang phase yang perlu dia lewati. Kebayang ya
mereka perlu waktu, upaya keras dan latihan melewati semua proses supaya bisa matang
dan sampai ke tahap perkembangan otak berikutnya
3.
Mammals Brain (mulai
4 tahun)
Perkembangan dari
sistim limbik. Di masa ini anak mulai mengenal cara bersosialisasi dengan baik.
Mereka mulai suka bermain secara berkelompok, menciptakan aturan main serta mencoba melakukannya bersama teman-temannya,
bernegosiasi, bertukar ide serta mulai memilah pertemanan sesuai kenyamanan.
Kalau mau contoh nyata : perhatikan saja anak-anak di kelas mulai TK A.
4.
Cerebral Cortex
(mulai usia 3,5 - 4 tahun baru 90%)
Lapisan terluar otak
yang fungsinya terbentuk sempurna bila batang otak dan sistim limbik sudah
sempurna. Di bagian otak inilah fungsi-fungsi kognitif atau intelektual
berkembang termasuk kemampuan baca tulis hitung atau calistung.
Kalau ditanya
bisakah anak di bawah usia 3 tahun diajarkan membaca dan apakah mereka akan
mampu? Jawabannya : tentu bisa dan akan mampu. Hanya saja, kalau kita
perhatikan lagi tahapan perkembangan otak anak di atas, kebutuhan hidup mereka
bukan hanya calistung semata. Perlu sekali untuk melatih kematangan fase
perkembangan otak sebelumnya dan aspek tumbuh kembang lainnya.
Anak usia di bawah 3
tahun bisa saja diajarkan membaca, namun walaupun disampaikan dengan cara
bermain, nutrisi yang diterima oleh anak akan membantu otak untuk bekerja keras
menyempurnakan fungsi cerebral cortex-nya. Akibatnya akan ada bagian otak lain
yang ‘dikorbankan’ alias tidak berfungsi dengan sempurna dan biasanya bagian
reptile brain dan mammals brain. Mungkin inilah alasan dari mengapa orang-orang
yang sangat pintar umumnya kurang terampil bersosialisasi, temperamental
(emosional) dan kurang mampu
menyelesaikan konflik.
Ibarat buah mangga yang dipetik belum matang benar lalu di-karbit atau diberi
perlakuan khusus untuk disegerakan matang siap santap. Maka akan ada beberapa tahap
yang tidak tuntas seperti proses penyempurnaan kematangan rasa, tekstur dan aroma. Bagian rasa dan aromanya tidak akan semanis dan
seharum mangga yang dibiarkan matang pohon, tekstur daging buahpun kurang juicy. Kenikmatan saat kita menyantapnya kurang sempurna karena buah tersebut tidak sempat menyempurnakan fase-fase yang
seharusnya tidak dilewati.
BERSAMBUNG ke bagian
2
Tidak ada komentar:
Posting Komentar