Minggu, 10 Januari 2021

Memaknai kata ‘cerdas’ dalam Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)

Sumber : Buku Montessori For Multiple Intelligences oleh Ivy Maya Savitri (Hal 2-3) – Bentang Pustaka


Tipikal anak yang ‘cerdas’ dan pintar versi orang memang beda-beda. Namun, jika dibuat semacam benang merah, tetap saja definisi cerdas yang disimpulkan oleh kebanyakan orang itu tidak jauh dengan hal yang berkaitan dengan :

-      ❤ Cepat hafal istilah, nama dan hal lainnya

-     ❤ Pandai menghitung angka-angka, menyelesaikan soal matematika

-     ❤ Bisa membaca dan menulis di usia yang lebih cepat dari anak lain pada umumnya

-      ❤ Terampil menyelesaikan kepingan puzzle

-      ❤ Nilai-nilai yang tinggi di bidang akademik di sekolah

Masih tampak jelas bahwa cerdas juga masih sering dikaitkan dengan hal-hal yang berbau akademik atau pelajaran sekolah seperti matematika, bahasa, sains, pengetahuan social dan lain-lain. Masih erat kaitannya juga dengan urusan nilai ujian yang bagus dan peringkat atau ranking.

Ditambah dengan adanya tes IQ yang sudah sangat lama digunakan para ahli untuk mengukur seberapa cerdas seseorang. IQ adalah ukuran tentang bagaimana nilai tes kecerdasan seseorang. Materi yang dites masih seputar bagaimana seseorang memecahkan soal-soal matematika, mendefinisikan kata-kata, menciptakan rancangan-rancangan, mengulang angka-angka dan ingatan serta mengerjakan tugas-tugas lainnya. Yang sudah pernah menjalani tes IQ pasti paham.

Tes IQ memang bukan jawaban segalanya atas ukuran kecerdasan seseorang, namun tetap bisa dijadikan acuan untuk melengkapi kebutuhan menilai kecerdasan seseorang  secara menyeluruh dari sudut pandang kecerdasan majemuk.

Menurut saya, nilai tes IQ yang diperoleh cukup untuk diketahui sewajarnya saja tanpa harus menjadikannya penilaian mutlak yang berpotensi membatasi kita untuk berkembang lebih. Jika nilai tes IQ adalah satu-satunya patokan dan kita terpaku di sana, akan banyak kesempatan yang terlewat untuk mengembangkan kecerdasan-kecerdasan lainnya yang tidak terukur dalam rangkaian tes IQ. Sesungguhnya masih terdapat banyak indikator lain yang menunjukkan kecerdasan-kecerdasan setiap individu.

Tokoh yang populer menentang ide bahwa IQ merupakan satu-satunya ukuran intelegensi yang terbaik adalah seorang psikolog sekaligus professor pendidikan dari Harvard University bernama Dr. Howard Gardner. Kini para ahli mempunyai pendapat, ide dan wawasan yang lebih luas dalam memaknai istilah ‘kecerdasan’.

“Tes IQ itu umumnya berfokus pada kepandaian dengan kata-kata atau angka-angka tetapi mengabaikan hal-hal penting lainnya seperti musik, seni, alam dan kemampuan emosi sosial.” (Thomas Armstrong)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar