Pages

Rabu, 13 Januari 2021

Perlukah Anak Balita Cepat-cepat Belajar Membaca? (Bagian 2 - Selesai)

Kalau sudah baca bagian 1 tentang tahapan perkembangan otak anak menurut Triune Brain Theory di http://rumah-montessori.blogspot.com/2021/01/perlukah-anak-balita-cepat-cepat.html

Mariii kita lanjutkan bagian 2 ini dengan senang hati..

Jika tujuan dari belajar baca hitung ini adalah untuk memahami konsep secara kontekstual (bukan untuk sekedar lancar baca hitung secara tekstual dan tidak paham makna kata-kata yang dibaca), maka akan nyambung banget dengan teorinya seorang ilmuwan pendidikan asal Switzerland, Jean Piaget (1896 – 1980) yang membagi menjadi 4 tahap bagaimana anak-anak menyerap pengetahuan :


1.   Object level : mempelajari sesuatu berdasarkan benda nyata, misalnya anak mengenal kata ‘apel’ ketika orang dewasa menunjukkan buah apel konkrit kepada mereka.

2.   Index level : mempelajari benda berdasarkan pengalamannya, misalnya memegang apel, menyentuh kulit luar dan dagingnya, mencium aromanya lalu memakannya untuk mengetahui rasanya.

3.   Symbolic level : mempelajari benda berdasarkan symbol, misalnya gambar atau foto apel.

4.   Sign level : mempelajari sesuatu melalui membaca dan atau menulis kata ‘apel’.

Kalau dirunut lagi berdasarkan usia perkembangan anak untuk setiap tahap penyerapan pengetahuan di atas, sudah pasti akan sesuai dengan keempat tahap perkembangan otak anak yang dibahas di bagian 1.

-          Object dan index level ( mulai 18 – 36 bulan) adalah tahap penyerapan pengetahuan anak melalui bentuk konkrit yang memang sesuai dengan kebutuhannya serta umum dilakukan anak-anak yang sedang berkembang otak reptile-nya. Anak-anak di fase usia ini sedang banyak ditunjukkan dan diajarkan hal-hal baru oleh orangtuanya.  Karakteristiknya pun memang sedang aktif bergerak, ingin tahu, banyak bertanya dan penasaran sampai segala sesuatunya mereka ingin coba, rasa dan raba.

-          Symbolic dan sign level (mulai 3,5 – 4 tahun) adalah tahap penyerapan pengetahuan yang sudah mulai mengarah ke abstrak. Tentu untuk memahaminya diperlukan perkembangan otak tahap lanjut. Symbolic level akan diproses oleh mammals brain yang memiliki fungsi mengingat (memories). Semua yang telah dipelajari lewat pengalaman di object dan index level mulai bisa dipahami lewat symbol atau gambar. Sedangkan untuk paham arti tulisan (sign level) yang sudah bersifat abstrak, imajinasi, kognitif dan daya pikir, akan diproses oleh cerebral cortex.

Paham di sign level bukan sekedar hafal istilah atau kata, tapi benar-benar mengerti konsep materi pengetahuan tersebut melalui pengalaman belajar sebelumnya.

Jerome Bruner (1815 – …), pakar pendidikan asal Amerika menyebutkan bahwa pendidikan adalah ‘a process of discovery’. Idealnya kita sebagai orangtua berperan sebagai fasilitator yang menstimulasi anak agar mereka mampu menemukan informasi itu sendiri, bukan menyiapkan semuanya lalu ‘mencekoki’ atau ‘menyuapi’ mereka. Proses penerimaan informasi tersebut ia klasifikasikan menjadi :

-          Enactively : anak belajar berdasarkan pengalamannya yang mengantarnya untuk berpikir

-          Iconically : anak mengerti apa itu gambar dan diagram

-          Symbolically : anak mampu mengerti dan bekerja berdasarkan konsep yang abstrak (tulisan)

Jika dihubungkan dengan tahapan membaca di metoda Montessori, semua yang dijelaskan dari mulai tahap perkembangan otak (Triune Brain), penyerapan pengetahuan (Jean Piaget) dan proses penerimaan informasi (Jerome Bruner)  : sudah pasti nyambung. Pendidikan Montessori memang berbasis neuroscience. Semua materi belajar selalu diawali dengan bentuk konkrit yang akan mengarah ke abstrak (symbolic dan sign level). Urutan tahap belajar baca di metoda montessori bisa disimak di link berikut : https://youtu.be/MyD2VF0lddc

Karena calistung atau baca tulis hitung untuk anak usia dini yang sedang dibahas di sini bersifat abstrak, semoga paparan lengkap di atas dapat mencerahkan ya.. Ketika kita sudah mengerti bagaimana tahapan perkembangan otaknya, maka urutan langkah dan cara yang perlu dilakukan ketika orangtua hendak mulai mengajarkan calistung pada anak sebaiknya memang sesuai dengan kebutuhan usia perkembangan dan tahapan perkembangan otaknya.

Jika kemudian ada yang bertanya : Jadi, kapan sebaiknya anak diajarkan membaca? Jawabannya : Ketika mereka siap. Setiap anak punya ‘cerita’nya sendiri. Everyone has their own battle. Kalau buku panduan banyak menyebutkan sekitar usia 4 – 4,5 tahun, ya memang wajar karena usia tersebut adalah usia di mana (idealnya) perkembangan otak cerebral cortex anak sudah matang. (IDAI : 4 - 5 tahun usia yang baik untuk mengenalkan dasar-dasar baca tulis pada anak)

Kenyataannya kasus di lapangan beragam. Dari sudut pandang pendapat saya, bagi yang buah hatinya mampu membaca lebih cepat maupun lebih lambat dari 4 tahun tidak perlu gusar.

Bagi yang anaknya kadung sudah bisa baca lebih cepat, yo wes tho.. Alhamdulillah in aja, PR orangtuanya tinggal ngejer tugas tumbuh kembang sesuai usianya yang masih belum tuntas seperti matengin lagi fisik-motorik kasar halusnya, bahasa dan emosi-sosialnya. Biar semuanya berimbang dan anak bisa jadi individu yang cerdas secara intelektual, mental, emosi sosialnya buat bekal hidup di masyarakat kelak.

Bagi yang anaknya sudah lewat 5-6 tahun tapi belum juga kunjung tanda-tanda bisa baca, coba amati lagi lebih seksama kematangan tumbuh kembang lainnya.. saya yakin dia sudah mencapai tugas-tugas tumbuh kembang di aspek lainnya.. Banyak banget yang bisa disyukuri, misal anaknya sudah semakin mandiri, motoriknya matang, sayang teman, mampu menyelesaikan masalah dan konflik, mampu bantu orang lain walau sedikit, mampu bicara ungkap perasaan dengan baik, terampil mengelola emosi dan lainnya. Itu sudah luar biasa. Yang tadi disebutkan lebih sulit diajarkan dalam sekejap karena proses menguasainya lebih lama. Untuk upaya mengajarkan baca, silakan saja ditambahkan lagi upayanya. Atau malah kadang kita perlu juga mundur sejenak untuk tidak terlalu berekspektasi tinggi pada anak. Ikhlas saja dulu dengan apa yang sedang mereka tekuni, beri ruang yang longgar sejenak dari tekanan keinginan sepihak, biasanya ini akan berbuah hasil positif. Semakin bertambah usia anak, semakin mudah untuk mengajarkan mereka baca karena mereka semakin membutuhkannya J

Untuk mengetahui kesiapan yang akuratnya kapan bagi masing-masing buah hati kita, silakan kembali amati buah hatinya masing-masing, kenali usia dan aktivitas masa pekanya, cek kembali panduan tumbuh kembang anak, ricek pencapaian tugas tumbuh kembang setiap tahapan usia perkembangan buah hati kita di usianya, amati pula apa saja dan sudah sejauh mana orangtua melakukan upaya untuk menstimulasi semua kebutuhan tugas tumbuh kembangnya, cari dan kejar untuk tuntaskan tugas tumbuh kembang buah hati kita yang tertinggal. Tanpa terasa.. Akan ada sampai pada masanya, kalian (orangtua dan buah hati) akan bersama-sama menemukan dan tiba pada titik siap itu.

Lha? Kenapa jadi rumit gitu nyari jawaban yang akuratnya? Harus nyari sendiri masing-masing pula. Hehehe.. Jangan lupa.. Karena anak dan kita sebagai orangtua adalah sama-sama manusia. Manusia yang sedang terus belajar, betul? Well.. So, child and parents just doing ‘a process of discovery’ together, right? 

Semangat! Fighting! 😍

Referensi : 

https://lilyardas.wordpress.com/2012/03/18/mengajarkan-bayi-membaca/

https://id.theasianparent.com/kapankah-anak-siap-belajar-membaca


Tidak ada komentar:

Posting Komentar