Pages

Rabu, 13 Januari 2021

Perlukah Anak Balita Cepat-cepat Belajar Membaca? (Bagian 2 - Selesai)

Kalau sudah baca bagian 1 tentang tahapan perkembangan otak anak menurut Triune Brain Theory di http://rumah-montessori.blogspot.com/2021/01/perlukah-anak-balita-cepat-cepat.html

Mariii kita lanjutkan bagian 2 ini dengan senang hati..

Jika tujuan dari belajar baca hitung ini adalah untuk memahami konsep secara kontekstual (bukan untuk sekedar lancar baca hitung secara tekstual dan tidak paham makna kata-kata yang dibaca), maka akan nyambung banget dengan teorinya seorang ilmuwan pendidikan asal Switzerland, Jean Piaget (1896 – 1980) yang membagi menjadi 4 tahap bagaimana anak-anak menyerap pengetahuan :


1.   Object level : mempelajari sesuatu berdasarkan benda nyata, misalnya anak mengenal kata ‘apel’ ketika orang dewasa menunjukkan buah apel konkrit kepada mereka.

2.   Index level : mempelajari benda berdasarkan pengalamannya, misalnya memegang apel, menyentuh kulit luar dan dagingnya, mencium aromanya lalu memakannya untuk mengetahui rasanya.

3.   Symbolic level : mempelajari benda berdasarkan symbol, misalnya gambar atau foto apel.

4.   Sign level : mempelajari sesuatu melalui membaca dan atau menulis kata ‘apel’.

Kalau dirunut lagi berdasarkan usia perkembangan anak untuk setiap tahap penyerapan pengetahuan di atas, sudah pasti akan sesuai dengan keempat tahap perkembangan otak anak yang dibahas di bagian 1.

-          Object dan index level ( mulai 18 – 36 bulan) adalah tahap penyerapan pengetahuan anak melalui bentuk konkrit yang memang sesuai dengan kebutuhannya serta umum dilakukan anak-anak yang sedang berkembang otak reptile-nya. Anak-anak di fase usia ini sedang banyak ditunjukkan dan diajarkan hal-hal baru oleh orangtuanya.  Karakteristiknya pun memang sedang aktif bergerak, ingin tahu, banyak bertanya dan penasaran sampai segala sesuatunya mereka ingin coba, rasa dan raba.

-          Symbolic dan sign level (mulai 3,5 – 4 tahun) adalah tahap penyerapan pengetahuan yang sudah mulai mengarah ke abstrak. Tentu untuk memahaminya diperlukan perkembangan otak tahap lanjut. Symbolic level akan diproses oleh mammals brain yang memiliki fungsi mengingat (memories). Semua yang telah dipelajari lewat pengalaman di object dan index level mulai bisa dipahami lewat symbol atau gambar. Sedangkan untuk paham arti tulisan (sign level) yang sudah bersifat abstrak, imajinasi, kognitif dan daya pikir, akan diproses oleh cerebral cortex.

Paham di sign level bukan sekedar hafal istilah atau kata, tapi benar-benar mengerti konsep materi pengetahuan tersebut melalui pengalaman belajar sebelumnya.

Jerome Bruner (1815 – …), pakar pendidikan asal Amerika menyebutkan bahwa pendidikan adalah ‘a process of discovery’. Idealnya kita sebagai orangtua berperan sebagai fasilitator yang menstimulasi anak agar mereka mampu menemukan informasi itu sendiri, bukan menyiapkan semuanya lalu ‘mencekoki’ atau ‘menyuapi’ mereka. Proses penerimaan informasi tersebut ia klasifikasikan menjadi :

-          Enactively : anak belajar berdasarkan pengalamannya yang mengantarnya untuk berpikir

-          Iconically : anak mengerti apa itu gambar dan diagram

-          Symbolically : anak mampu mengerti dan bekerja berdasarkan konsep yang abstrak (tulisan)

Jika dihubungkan dengan tahapan membaca di metoda Montessori, semua yang dijelaskan dari mulai tahap perkembangan otak (Triune Brain), penyerapan pengetahuan (Jean Piaget) dan proses penerimaan informasi (Jerome Bruner)  : sudah pasti nyambung. Pendidikan Montessori memang berbasis neuroscience. Semua materi belajar selalu diawali dengan bentuk konkrit yang akan mengarah ke abstrak (symbolic dan sign level). Urutan tahap belajar baca di metoda montessori bisa disimak di link berikut : https://youtu.be/MyD2VF0lddc

Karena calistung atau baca tulis hitung untuk anak usia dini yang sedang dibahas di sini bersifat abstrak, semoga paparan lengkap di atas dapat mencerahkan ya.. Ketika kita sudah mengerti bagaimana tahapan perkembangan otaknya, maka urutan langkah dan cara yang perlu dilakukan ketika orangtua hendak mulai mengajarkan calistung pada anak sebaiknya memang sesuai dengan kebutuhan usia perkembangan dan tahapan perkembangan otaknya.

Jika kemudian ada yang bertanya : Jadi, kapan sebaiknya anak diajarkan membaca? Jawabannya : Ketika mereka siap. Setiap anak punya ‘cerita’nya sendiri. Everyone has their own battle. Kalau buku panduan banyak menyebutkan sekitar usia 4 – 4,5 tahun, ya memang wajar karena usia tersebut adalah usia di mana (idealnya) perkembangan otak cerebral cortex anak sudah matang. (IDAI : 4 - 5 tahun usia yang baik untuk mengenalkan dasar-dasar baca tulis pada anak)

Kenyataannya kasus di lapangan beragam. Dari sudut pandang pendapat saya, bagi yang buah hatinya mampu membaca lebih cepat maupun lebih lambat dari 4 tahun tidak perlu gusar.

Bagi yang anaknya kadung sudah bisa baca lebih cepat, yo wes tho.. Alhamdulillah in aja, PR orangtuanya tinggal ngejer tugas tumbuh kembang sesuai usianya yang masih belum tuntas seperti matengin lagi fisik-motorik kasar halusnya, bahasa dan emosi-sosialnya. Biar semuanya berimbang dan anak bisa jadi individu yang cerdas secara intelektual, mental, emosi sosialnya buat bekal hidup di masyarakat kelak.

Bagi yang anaknya sudah lewat 5-6 tahun tapi belum juga kunjung tanda-tanda bisa baca, coba amati lagi lebih seksama kematangan tumbuh kembang lainnya.. saya yakin dia sudah mencapai tugas-tugas tumbuh kembang di aspek lainnya.. Banyak banget yang bisa disyukuri, misal anaknya sudah semakin mandiri, motoriknya matang, sayang teman, mampu menyelesaikan masalah dan konflik, mampu bantu orang lain walau sedikit, mampu bicara ungkap perasaan dengan baik, terampil mengelola emosi dan lainnya. Itu sudah luar biasa. Yang tadi disebutkan lebih sulit diajarkan dalam sekejap karena proses menguasainya lebih lama. Untuk upaya mengajarkan baca, silakan saja ditambahkan lagi upayanya. Atau malah kadang kita perlu juga mundur sejenak untuk tidak terlalu berekspektasi tinggi pada anak. Ikhlas saja dulu dengan apa yang sedang mereka tekuni, beri ruang yang longgar sejenak dari tekanan keinginan sepihak, biasanya ini akan berbuah hasil positif. Semakin bertambah usia anak, semakin mudah untuk mengajarkan mereka baca karena mereka semakin membutuhkannya J

Untuk mengetahui kesiapan yang akuratnya kapan bagi masing-masing buah hati kita, silakan kembali amati buah hatinya masing-masing, kenali usia dan aktivitas masa pekanya, cek kembali panduan tumbuh kembang anak, ricek pencapaian tugas tumbuh kembang setiap tahapan usia perkembangan buah hati kita di usianya, amati pula apa saja dan sudah sejauh mana orangtua melakukan upaya untuk menstimulasi semua kebutuhan tugas tumbuh kembangnya, cari dan kejar untuk tuntaskan tugas tumbuh kembang buah hati kita yang tertinggal. Tanpa terasa.. Akan ada sampai pada masanya, kalian (orangtua dan buah hati) akan bersama-sama menemukan dan tiba pada titik siap itu.

Lha? Kenapa jadi rumit gitu nyari jawaban yang akuratnya? Harus nyari sendiri masing-masing pula. Hehehe.. Jangan lupa.. Karena anak dan kita sebagai orangtua adalah sama-sama manusia. Manusia yang sedang terus belajar, betul? Well.. So, child and parents just doing ‘a process of discovery’ together, right? 

Semangat! Fighting! 😍

Referensi : 

https://lilyardas.wordpress.com/2012/03/18/mengajarkan-bayi-membaca/

https://id.theasianparent.com/kapankah-anak-siap-belajar-membaca


Selasa, 12 Januari 2021

Perlukah Anak Balita Cepat-cepat Belajar Membaca? (Bagian 1)

Judul tulisan kali ini rasanya masih populer ya? Sanggup bikin ibu-ibu membentuk beberapa kubu : tim yang pro, kontra, tengah-tengah bahkan abstain pun pasti ada. Mangga itu mah terserah selera saja.. Drakor juga gitu. Jadi.. tim Do-san atau tim Ji-pyeong kah Anda? #startup # drakor hehehe..

Tulisan asli dengan paparan lebih lengkap sudah lama diposting oleh teman saya, owner Daycare Bintang Waktu Jakarta Pusat (link-nya akan saya cantumkan di akhir blog bagian 2). Saya mendapatkan materi ini dalam bentuk lembaran newsletter Daycare Bintang Waktu Jakarta Pusat bulan April 2012 yang dibagikan saat hadir di salah satu acara mereka.

Di blog ini, saya hanya ingin membagi ulang plus ikut membuat ulasan ala Rumah Montessori dari paparan materi beliau tentang bagaimana tahapan otak anak berkembang berdasar teori Triune Brain by Paul M. Lean dan beberapa penjelasan terkait membaca pada anak usia dini yang nantinya akan membawa para orangtua pada sebuah kesimpulan masing-masing untuk menjawab sendiri pertanyaan di judul tulisan ini. Mungkin juga akan ditemukan beberapa tambahan catatan serta pemikiran dari versi saya sendiri terkait bahasan ini. Semoga bermanfaat..

Tahapan perkembangan otak anak (Triune Brain Theory) :


1.   Fish Brain (mulai dalam kandungan)

Perkembangan batang otak anak yang terbentuk ketika anak masih dalam kandungan. Inilah sebabnya bayi mampu ‘berenang’ dalam rahim ibunya juga mampu berenang di dalam air tanpa ada yang mengajari. Jika seorang bayi berusia 1-2 bulan dimasukkan ke bak mandi, dia biasanya akan refleks menggerak-gerakkan kaki dan tangannya seperti gaya berenang seekor anjing.

2.   Reptile Brain (2 – 3 tahun)

Bagian perkembangan dari batang otak dan cerebellum. Pada tahap ini anak memiliki tingkah laku seperti reptile ‘fight or flight’ (melawan atau melarikan diri untuk survive) yaitu aktif bergerak, melawan, melarikan diri (kabur) serta menghindari perubahan. Fungsi pencernaan, reproduksi, sirkulasi darah dan pernafasan juga disimpan disini. Inilah sebabnya seorang anak akan cenderung lari atau sembunyi minta perlindungan orangtuanya, menghindar, pasang muka galak dan beberapa malah menyerang duluan bila mereka bertemu dengan orang asing atau ketika merasa terganggu kenyamanannya. Manusia memiliki insting untuk survive : fight or flight. Fight (bertahan - melawan) digambarkan disini pada anak yang pasang muka galak lalu marah dan memukul duluan sedangkan flight (melarikan diri) digambarkan pada anak yang lari lalu sembunyi di orangtuanya.

Makanya gak heran kalau di prasekolah, anak-anak usia ini tuh lagi susah banget diajak kooperatif. Aktif bergerak, lari kesana kesini, belum mau ikuti instruksi kegiatan guru karena masih punya mau dan ruang sendiri untuk menemukan kenyamanan di lingkungan yang masih belum menjadi comfort zone-nya. Guru yang masih belum dipercayainya masih termasuk faktor pengganggu kenyamanan. Sabar, pahami dan ikuti aja bahwa ini memang phase yang perlu dia lewati. Kebayang ya mereka perlu waktu, upaya keras dan latihan melewati semua proses supaya bisa matang dan sampai ke tahap perkembangan otak berikutnya

3.   Mammals Brain (mulai 4 tahun)

Perkembangan dari sistim limbik. Di masa ini anak mulai mengenal cara bersosialisasi dengan baik. Mereka mulai suka bermain secara berkelompok, menciptakan aturan main serta  mencoba melakukannya bersama teman-temannya, bernegosiasi, bertukar ide serta mulai memilah pertemanan sesuai kenyamanan. Kalau mau contoh nyata : perhatikan saja anak-anak di kelas mulai TK A.

4.   Cerebral Cortex (mulai usia 3,5 - 4 tahun baru 90%)

Lapisan terluar otak yang fungsinya terbentuk sempurna bila batang otak dan sistim limbik sudah sempurna. Di bagian otak inilah fungsi-fungsi kognitif atau intelektual berkembang termasuk kemampuan baca tulis hitung atau calistung.

Kalau ditanya bisakah anak di bawah usia 3 tahun diajarkan membaca dan apakah mereka akan mampu? Jawabannya : tentu bisa dan akan mampu. Hanya saja, kalau kita perhatikan lagi tahapan perkembangan otak anak di atas, kebutuhan hidup mereka bukan hanya calistung semata. Perlu sekali untuk melatih kematangan fase perkembangan otak sebelumnya dan aspek tumbuh kembang lainnya.

Anak usia di bawah 3 tahun bisa saja diajarkan membaca, namun walaupun disampaikan dengan cara bermain, nutrisi yang diterima oleh anak akan membantu otak untuk bekerja keras menyempurnakan fungsi cerebral cortex-nya. Akibatnya akan ada bagian otak lain yang ‘dikorbankan’ alias tidak berfungsi dengan sempurna dan biasanya bagian reptile brain dan mammals brain. Mungkin inilah alasan dari mengapa orang-orang yang sangat pintar umumnya kurang terampil bersosialisasi, temperamental (emosional) dan  kurang mampu menyelesaikan konflik.

Ibarat buah mangga yang dipetik belum matang benar lalu di-karbit atau diberi perlakuan khusus untuk disegerakan matang siap santap. Maka akan ada beberapa tahap yang tidak tuntas seperti proses penyempurnaan kematangan rasa, tekstur dan aroma. Bagian rasa dan aromanya tidak akan semanis dan seharum mangga yang dibiarkan matang pohon, tekstur daging buahpun kurang juicy. Kenikmatan saat kita menyantapnya kurang sempurna karena buah tersebut tidak sempat menyempurnakan fase-fase yang seharusnya tidak dilewati.

BERSAMBUNG ke bagian 2

Minggu, 10 Januari 2021

Memaknai kata ‘cerdas’ dalam Kecerdasan Majemuk (Multiple Intelligences)

Sumber : Buku Montessori For Multiple Intelligences oleh Ivy Maya Savitri (Hal 2-3) – Bentang Pustaka


Tipikal anak yang ‘cerdas’ dan pintar versi orang memang beda-beda. Namun, jika dibuat semacam benang merah, tetap saja definisi cerdas yang disimpulkan oleh kebanyakan orang itu tidak jauh dengan hal yang berkaitan dengan :

-      ❤ Cepat hafal istilah, nama dan hal lainnya

-     ❤ Pandai menghitung angka-angka, menyelesaikan soal matematika

-     ❤ Bisa membaca dan menulis di usia yang lebih cepat dari anak lain pada umumnya

-      ❤ Terampil menyelesaikan kepingan puzzle

-      ❤ Nilai-nilai yang tinggi di bidang akademik di sekolah

Masih tampak jelas bahwa cerdas juga masih sering dikaitkan dengan hal-hal yang berbau akademik atau pelajaran sekolah seperti matematika, bahasa, sains, pengetahuan social dan lain-lain. Masih erat kaitannya juga dengan urusan nilai ujian yang bagus dan peringkat atau ranking.

Ditambah dengan adanya tes IQ yang sudah sangat lama digunakan para ahli untuk mengukur seberapa cerdas seseorang. IQ adalah ukuran tentang bagaimana nilai tes kecerdasan seseorang. Materi yang dites masih seputar bagaimana seseorang memecahkan soal-soal matematika, mendefinisikan kata-kata, menciptakan rancangan-rancangan, mengulang angka-angka dan ingatan serta mengerjakan tugas-tugas lainnya. Yang sudah pernah menjalani tes IQ pasti paham.

Tes IQ memang bukan jawaban segalanya atas ukuran kecerdasan seseorang, namun tetap bisa dijadikan acuan untuk melengkapi kebutuhan menilai kecerdasan seseorang  secara menyeluruh dari sudut pandang kecerdasan majemuk.

Menurut saya, nilai tes IQ yang diperoleh cukup untuk diketahui sewajarnya saja tanpa harus menjadikannya penilaian mutlak yang berpotensi membatasi kita untuk berkembang lebih. Jika nilai tes IQ adalah satu-satunya patokan dan kita terpaku di sana, akan banyak kesempatan yang terlewat untuk mengembangkan kecerdasan-kecerdasan lainnya yang tidak terukur dalam rangkaian tes IQ. Sesungguhnya masih terdapat banyak indikator lain yang menunjukkan kecerdasan-kecerdasan setiap individu.

Tokoh yang populer menentang ide bahwa IQ merupakan satu-satunya ukuran intelegensi yang terbaik adalah seorang psikolog sekaligus professor pendidikan dari Harvard University bernama Dr. Howard Gardner. Kini para ahli mempunyai pendapat, ide dan wawasan yang lebih luas dalam memaknai istilah ‘kecerdasan’.

“Tes IQ itu umumnya berfokus pada kepandaian dengan kata-kata atau angka-angka tetapi mengabaikan hal-hal penting lainnya seperti musik, seni, alam dan kemampuan emosi sosial.” (Thomas Armstrong)

 

Selasa, 05 Januari 2021

Tahapan Usia Pengenalan Konsep Matematika-Berhitung Pada Anak versi Rumah Montessori







Prinsip dasar mengenalkan Matematika di montessori ditujukan lebih kepada melatih menguatkan pola berpikir logis, sistematis untuk menyelesaikan masalah. Bukan hanya masalah hitungan di lembaran soal Matematika yang harus terampil diselesaikan tapi juga dipersiapkan untuk masalah di kehidupan nyata. 

Perjalanan tahap membentuk pola pikir matematis, mengenalkan berhitung & dasar-dasar pemahaman matematika ini sudah dimulai sejak usia dini di Montessori, karena metoda ini percaya bahwa persiapan belajar apapun dimulai dari aktifitas anak sehari-hari. 

Konsep pengenalannya pun konkrit, memungkinkan anak yang selalu ingin tahu mudah untuk mendapatkan jawaban karena tersajikan jelas nyata alasannya.

Urutan tahapan pengenalan yang mengarah ke area hitung-matematika meliputi tahap usia dan apa saja material belajarnya kami bagikan di postingan ini. 

Semua data yang kami cantumkan adalah berdasar pada apa yang kami amati di lapangan dari siswa-siswi di Rumah Montessori secara general. Jadi wajar ya jika siapapun bisa saja menemukan beberapa tahapan usia maupun material belajarnya ternyata tidak sama dengan teori, atau bahkan pengalaman pribadi. 

This is our version. Apa yang terjadi konkrit di lapangan hasil pengamatan kami. 

Silakan digunakan hanya untuk menjadi pegangan dan gambaran saja. 

Semoga bermanfaat 

#rumahmontessori #mathforpreschool #mathinmontessori #persiapanbelajar #matematikauntukpaud #persiapanhitung #tahapanmatematika

#tahapmengenalkanmatematika #paud #montessoripreschool #sekolahmontessori 

 

Memahami Masa Peka (Sensitive Periods) Pada Anak



Sensitive Periods atau Masa Peka atau Perioda Sensitif adalah suatu rentang waktu dimana anak sedang memerlukan stimulasi yang sesuai dengan usia tumbuh kembangnya.

Mereka akan menunjukkan kebutuhannya melalui pola tingkah laku maupun aktifitas yang dilakukan secara berulang-ulang pada suatu rentang waktu tertentu sampai kemampuan & keterampilannya terbentuk.

Contohnya : di usia 0 - 4,5 tahun adalah masa perioda sensitif anak untuk bergerak. Anak-anak suka sekali lari, loncat, memanjat, berputar dll di usia ini karena memang sedang dalam masa perioda sensitif untuk bergerak mengeksplorasi seluruh fisiknya untuk kebutuhan keterampilan gerakannya. Jika tidak diberikan stimulasi yang cukup & sesuai di masa-masa krusialnya maka kemampuan keterampilan gerakannya ini akan semakin berat & terlambat untuk dikuasainya. Perlu diketahui bahwa keterampilan gerakan (motorik) ini mereka butuhkan juga sebagai penunjang untuk mencapai keterampilan lainnya. 

Perioda sensitif ini bisa dikatakan sebagai masa penting & krusial anak untuk memperoleh stimulasi yg cukup & sesuai agar bisa mencapai kemampuan di setiap keterampilan yang diharapkan. 

Perioda Sensitif untuk anak usia 0-6 tahun ini banyak sumber literasinya, jika kita merujuk pada diagram di postingan ini maka mereka membaginya menjadi Perioda Sensitif pada :

• Bergerak : 0 - 4,5 tahun

• Bahasa : 0 - 6 tahun

• Sensori : 0 - 5 tahun

• Benda kecil : 1 - 3 tahun

• Toilet training : 1 - 3 tahun

• Keteraturan (order) : 1 - 5 tahun (0 - 3 tahun) 

• Musik : 2 - 6 tahun

• Tata krama : 2,5 - 6 tahun

• Membaca : 3 - 5,5 tahun

• Menulis : 3,5 - 4,5 tahun

• Matematika : 4 - 6 tahun

.

Panduan usia dan aspek keterampilan pada Perioda Sensitif disini : tidak mutlak harus demikian. Ini hanya pedoman. Kenyataan di lapangan sangat mungkin beragam mengingat setiap individu anak memiliki latar belakang & keunikannya masing-masing.  Munculnya 11 perioda sensitif tadi pada proses tumbuh kembang anak bisa terjadi bersamaan, bergantian, berurutan atau berlainan waktu tergantung individu dan support sekelilingnya. 

#rumahmontessori #sensitiveperiods #periodasensitif #metodamontessori #montessoriuntukindonesia #masapeka #montessori #montessoriuntukpaud #montessorimethod 

Perjalanan 1 Dekade Prasekolah Rumah Montessori 2010-2020

Tahun 2020 telah berakhir. Perjalanan waktu akan terus mengalir. Izinkan kami membagi kisah dalam bentuk visualisasi bergerak dilengkapi sedikit narasi untuk melengkapi informasi : https://youtu.be/HmXK0EdPDJA

Video ini mencatat kisah tentang moment-moment penting perjalanan Prasekolah Rumah Montessori selama satu dekade (10 tahun) 2010-2020. 

Terimakasih untuk semuanya yang telah dan selalu support serta mendoakan kami, hingga bisa sampai di titik ini. Terimakasih untuk semua yang masih ada dan berkenan bergandengan jalan serta berkembang bersama Rumah Montessori. 

Terimakasih Yang Maha Kuasa. 

Alhamdulillah..

Semoga kisah ini bisa mewakili jawaban tentang siapa, apa, bagaimana dan dimana kami.. Salam hangat dari kami si Rumah Montessori 


Perjalanan Prasekolah Rumah Montessori 2010-2020

Rangkaian catatan & gambar awal hadirnya kami.

 

Rumah Montessori 2010 - 2011

Rumah Montessori memulai aktifitas pelatihan metoda montessori untuk guru PAUD di kota Tangerang Selatan Propinsi Banten.

Saat itu sama sekali belum memiliki bangunan atau tempat untuk kegiatan pelatihan.

Ibu Ivy Maya Savitri - Founder, mulai menyebar proposal ke banyak sekolah untuk menawarkan jasa pelatihan via email, pos atau kadang proposal itu dibawanya sendiri dengan bersepeda jika lokasi sekolah dekat rumah. 

Pelatihan pertama dilakukan di sekolah peserta (in-house training).

Setiap kali pertemuan, alat-alat montessori dibawa bolakbalik dalam box besar bersama ojek langganan. 

Special thanks to Anderson School BSD Tangsel. Sekolah tempat anak sulung dan anak kedua saya menimba ilmu ini layak masuk history karena yang pertama kali percaya, support, dan membukakan jalan Rumah Montessori untuk bertambah yakin melaju. 

 

1. Yeay!  1st building 

Rumah Montessori 2011 - 2013

Jl. Nusaloka Blok I6/32 BSD Sektor 14 Tangsel

Rumah Montessori mulai menambah layanan aktifitas.

Selain pelatihan metoda montessori, tempat ini juga dibuka 

untuk program 'after school activities for kids'. 

Pertemuannya seminggu 2x, menerima anak-anak yang sudah 

dan belum bersekolah untuk beraktifitas di Rumah Montessori.

Sekali lagi : Terimakasih Anderson School BSD Tangsel

2011 : TK Anderson bekerja sama menjadikan aktifitas 

di Rumah Montessori sebagai program ekstrakurikulernya

 

2. Woo-hoo! 2nd building 

Rumah Montessori 2013 - 2016

Jl. Kencanaloka Raya Blok J5/7 BSD Sektor 12 Tangsel

buka prasekolah 

Rumah Montessori mulai membuka prasekolah 9 Maret 2013. PAUD dan wadah stimulasi tumbuh kembang anak usia 2-7 tahun. Kurikulum berdasar tumbuh kembang dan pendekatan montessori. Prasekolah ini merupakan institusi independent dan pendidikan sektor non formal. Sekolah komunitas. 

Periode tahun ini : Pusat Pelatihan Metoda Montessori masih jalan. Program 'after school activities for kids' kami hentikan. 

 

3. Alhamdulillah 3rd building 2016-sekarang

Rumah Montessori 2016 - sekarang 

Jl. Kencanaloka Blok T1/10 BSD Sektor 12 Tangsel 

Logo baru prasekolah 

Punya rumah sendiri 

Rumah Montessori membangun rumah belajarnya. Rumah ini 

sekarang bangunan milik sendiri. Gak perlu lagi khawatir habis 

masa sewa.  Mulai digunakan Senin 14 November 2016.

Logo baru Prasekolah Rumah Montessori mulai terbit dan juga 

resmi kami gunakan.

Akhirnya kami pindah dari rumah kedua dan menempati rumah

ketiga milik sendiri ini setelah melalui serangkaian kisah 'indah' 

yang penuh dengan pembelajaran hidup. 

 

4. Puji syukur 4th building 

Rumah Montessori 2019 - sekarang 

Jl. Rawabuntu Selatan G1/23 BSD Sektor 1.1 Tangsel

Buka cabang baru 

4 buku Montessori by Bu Ivy terbit 

Pertimbangan membuka cabang Rumah Montessori adalah 

ingin menjadi institusi yang mampu melayani serta bermanfaat 

bagi lebih banyak orang khususnya yang membutuhkan. 

Cabang baru ini mulai digunakan Term Oktober 2019.

Semua penerapan manajemen, kurikulum, proses, metoda dan 

sistem pembelajaran di sini = Rumah Montessori Pusat Kencanaloka