Wahana bagi semua individu untuk belajar dan berbagi pengetahuan tentang Pendidikan Anak Usia Dini khususnya dengan menggunakan Metoda Montessori
Sabtu, 01 Agustus 2020
Kenapa Ada 4 Belah Ketupat di Kotak Konstruksi Segitiga? Penjelasan Versi Untuk (level) Anak
Dalam Fonik : Mengapa Huruf Vokal Dibunyikan Dengan Tambahan Suara Desah 'h'?
Seri rangkaian Q and A - tanya jawab seputar Metoda Montessori PAUD
Notes :
Untuk menjawab pertanyaan Q and A, sumber referensi yang dipakai
dalam paparan blog ini beragam. Penulis bisa mendapatkannya dari hasil
pencarian data pengetahuan yang berasal dari berbagai sumber seperti buku-buku
pengetahuan terkait serta workshop dan komunitas Montessori enthusiast skala
internasional dan local yang diikutinya. Bisa juga merupakan pendapat pribadi
penulis hasil dari pengalaman dan pengamatannya selama dua dekade (hampir 20
tahun sebagai praktisi PAUD dan metoda Montessori) yang tetap berdasar pada
data ilmu pengetahuan yang terkait, ilmu psikologi tumbuh kembang anak, metoda
montessori dll. Wajar dan pasti jika ada salah dan kurang dari penulis.
Mohon diambil yang baik dan bermanfaatnya saja, semua penyimpulan
dan pilihan jawaban dikembalikan kepada kebutuhan pembaca.
Para pembaca dipersilakan bahkan wajib untuk mencari pengetahuan
dan informasi lainnya dari berbagai sumber sehingga dapat memperkaya wawasan.
Mengapa huruf vokal selalu dibunyikan dengan tambahan suara desah 'h' dalam lagu fonik yang dinyanyikan di Rumah Montessori?
Pertanyaan yang berasal dari orangtua siswa Rumah Montessori di masa PJJ online learning ketika anak-anaknya mendapat materi pengenalan huruf dalam sistem fonik lewat lagu Anak Ayam.
Untuk mengetahui bagaimana pengenalan alfabet melalui lagu fonik dalam Bahasa Indonesia versi Rumah Montessori silakan klik link berikut : https://youtu.be/ANNc5vIc08w
Terimakasih untuk pertanyaannya, saya coba jawab ya.. 😊
Saat bernyanyi lagu fonik anak ayam versi RumahMontessori memang semua huruf yang dinyanyikan terdengar seperti ada semacam desah huruf 'h', termasuk untuk huruf vokal (contoh huruf 'a' dibunyikan = 'ah', huruf 'e' dibunyikan = 'eh', huruf 'u' dibunyikan ='uh' dst). Beberapa yang memperhatikan mungkin menganggap bahwa tambahan bunyi desah 'h' tersebut tidaklah perlu ada karena nama dan bunyi huruf vokal dalam Bahasa Indonesia tiada berbeda. Ada kemungkinan pula bisa memberikan kebingungan saat proses awal membaca.
Alasan dari sudut pandang kami sederhana saja, yaitu untuk memberikan sedikit perbedaan terhadap 'identitas' antara yang mana nama huruf dan yang mana bunyi huruf atau foniknya ☺
Yang pasti, tidak semua lagu fonik seperti itu, tapi kami memilih yang seperti biasa dinyanyikan.
Jadi tidak ada
masalah dan silakan saja bagi siapapun untuk memilih lagu fonik yang ada desah 'h' atau tanpa 'h'. OK aja kok kita mah kalau ada yang merasa lebih mudah dengan bunyi 'a - i - u - e - o' (tanpa 'h') dan bukan dengan 'ah - ih - uh - eh - oh' saat mengenalkan huruf vokal Bahasa Indonesia dengan sistem fonik. Karena betul juga, toh saat diterapkan dalam proses baca kata nanti, desah 'h' dalam bunyi huruf vokal tadi pasti ditiadakan.
Ada satu catatan penting yang perlu kita ketahui : tidak perlu khawatir semua anak bakal bingung atau salah permanent dalam membaca kata. Misalnya untuk kata 'ratu', anak akan membacanya jadi 'rah-tuh' akibat dari mengenal huruf lewat lagu fonik tadi dan mungkin berlaku sama untuk kata lainnya yang mengandung huruf hidup pula seperti kata 'kayu' akan dibacanya menjadi 'kah-yuh' dsb.
Ada memang beberapa anak
akan mengalami itu di awal sekali ia mulai belajar membaca, tapi tidak akan
permanent karena dengan sendirinya seiring waktu berjalan akan secara otomatis
terbenahi. Percayalah, anak itu luar biasa cerdas dan mampu membuat simpulan
analisa lewat pengalaman belajarnya sendiri.
Buktinya, sebagian besar anak-anak RumahMontessori saat mulai belajar baca, hampir semuanya
tidak menyebutkan bunyi 'h' lagi ketika ketemu huruf vokal atau membaca kata-kata lainnya.
Mereka aman-aman saja bacanya. Padahal di sekolah, sudah tentu mereka sekelas mengenal dan menyanyikan lagu anak ayam versi kami dari guru. Tapi dalam membaca kata, mereka semua baik-baik saja tampaknya.
Khusus bagi anak-anak yang sudah bisa membaca, lalu mereka tidak menyertakan suara desah 'h'-nya saat menyanyikan huruf-huruf pada lagu fonik, ya.. tidak apa-apa - tidak usah
dibetulkan atau disuruh ulang harus sama dengan lagu kami.
Justru menurut
pengamatan kami, itu artinya mereka yang sudah bisa baca sudah sangat paham dan mampu membedakan
antara mana bunyi huruf dan nama huruf. Mereka
sepertinya sudah paham dan merasa tidak perlu lagi
memberikan 'h' dalam lagu fonik setiap membunyikan huruf vokal karena memang mereka aware hal tersebut tidak
pernah diaplikasikan ketika mereka membaca kata.
Silakan cek saja
kemampuan anak-anak dalam membaca kata-kata yang ada huruf hidupnya, kami
percaya.. mereka tidak kesulitan dan sudah benar.
🥰
Salam Hangat dari
Ibu Ivy
Mengapa Ada 4 Belah Ketupat di Kotak Konstruksi Segitiga Heksagon Kecil - Montessori?
Notes :
Mohon diambil yang baik dan bermanfaatnya saja, semua penyimpulan dan pilihan jawaban dikembalikan kepada kebutuhan pembaca.
Para pembaca dipersilakan bahkan wajib untuk mencari pengetahuan dan informasi lainnya dari berbagai sumber sehingga dapat memperkaya wawasan.
Mengapa ada 4 belah ketupat-nya?
Why The Short Beads Stair is Colorful?
(Seri rangkaian Q and A seputar Metoda Montessori)
Do you have any thoughts about why the (beads) color's different today?
Dr. Philip Snow Gang said : "Well.. No.. I think this is
much prettier in the all colors."
His answer is quick and simple in his presentation.
Hmm.. Kadang gak semua warna di material montessori harus ada alasan kenapanya. Kalaupun ada mungkin itu udah dikembangkan para penerusnya.
Jawabannya bisa sesederhana ini aja : to make the materials beautiful, pretty and people will love & exciting to see and use it. Or just to make people aware of the material's identity.
Lalu siapakah Dr. Philip Snow Gang ini?
Dr. Philip had a close relationship with Montessori
family.
When he research about Montessori he had several her hand
written manuals (album).
Philip had another 'treasure' : some pre World War II montessori
material. He said : "It's a set of beads, it's quite interesting cause it
has different colors but they're gorgeous beads."
For Dr. Philip, Bringing Montessori Back to Montessori means :
We came from nature and will be back to the nature.
We have to unlock the children from nature. It's a primary
things. Love of nature is love of yourself.
You can not love yourself without love nature.
Mengembalikan fitrah anak-anak ke alam adalah kebutuhan utama
mereka, sejak dulu Maria Montessori menerapkannya (tampak dalam foto-foto
sejarahnya).
Thank you very much for the powerful presentation, Dr. Philip 🥰
So many lovely insight from a wise man.
#rumahmontessori
#onlinecourse #montessoricourse #keeplearning
#wisdomjourney
Rabu, 01 April 2020
Oh NO! Kelas Montessori-ku Amburadul! Help Me..
Yes, we can say it's hard but it doesn't mean impossible :)