Kesepakatan saya dengan
Montessori mulai melebar ketika saya mengetahui lebih dalam mengenai teorinya,
terutama karena saya sempat berkecimpung juga sebagai guru di sebuah pra sekolah
bermetoda Montessori. Dari waktu ke waktu dengan jam terbang yang saya miliki
dan proses ‘learning by doing’,
sampai saat ini saya ‘masih’ jatuh hati dengan segala konsep dan teorinya. Tapi
tidak menutup kemungkinan bagi saya untuk menerima metoda lain yang menurut
pemikiran logis saya sebagai pendidik bagus untuk diterapkan.
Terutama pada pendidikan anak
usia dini.
Pemikiran-pemikiran Montessori
yang saya sepakati adalah :
- Bagaimana
cara pandang Montessori dalam melihat anak belajar, yaitu disesuaikan
dengan karakteristik anak. Anak itu unik dengan segala potensi yang ada
dalam dirinya masing-masing dan berbeda satu sama lainnya. Anak adalah creator of the man dan bukan
manusia dewasa cilik. Ia adalah individu itu sendiri seutuhnya..
- Ciri
dan karakteristik anak pada umumnya adalah absorbent mind, has sensitive period, want to learn, love to learn
and play, has development stage, and want to be independent.
Saya percaya semua itu ada pada
diri masing-masing anak. Yang berbeda
mungkin terletak salah satunya adalah pada sisi masa usia perkembangannya,
karena usia biologis tidak sama dengan usia perkembangan. (sebagai contoh :
Fathya yang berusia 4 tahun kemampuan dan perkembangannya akan berbeda dengan
Gavin yang juga berusia 4 tahun. Fathya sudah berkembang banyak motorik
halusnya, tetapi perkembangan Gavin mungkin saja lebih menonjol pada motorik
kasarnya)
Tapi, walaupun demikian kita
jangan sampai memprediksi bahwa seorang Gavin tidak akan pernah dapat menulis
dengan baik untuk selama-lamanya, kemampuan itu ada dan pasti berkembang, hanya
Gavin belum memperlihatkannya di segi itu. Percayalah bahwa periode sensitif
yang dimiliki setiap anak datangnya pada waktu yang berlainan.
- Tujuan
metoda Montessori adalah membantu anak untuk dapat membantu dirinya sendiri.
Kalimat yang singkat namun bermakna cukup dalam. Dalam perkembangannya,
anak-anak akan dibantu untuk menjadi pribadi yang mandiri, percaya diri,
dan menghargai perbedaan sehingga dapat menjadi warga dunia yang handal
dan menjadi yang terbaik dari dirinya sendiri.
Sayapun berpendapat, tidak
semua orang harus jadi dokter dan dipaksakan untuk jadi dokter, atau pegawai
kantoran, dan lain-lain. Tapi yang terpenting dan yang perlu digali lebih dalam
dari seseorang adalah sisi potensi, kompetensi beserta kelebihan yang ada dalam
dirinya. Saya sepakat dengan para ahli lain yang sedang gandrung menyuarakan
teori Multiple Intelligence. Hal
inilah yang penting untuk dibangun pada anak usia dini, karena ibarat rumah
yang berfondasi kuat ketika awal mulai dibangun, maka rumah tersebut akan
berdiri kokoh hingga kurun waktu yang panjang. Pembentukan kepribadian yang
kuat di masa-masa penting inilah yang akan mendasari kehidupan anak dan
berlanjut hingga ia tumbuh dewasa nanti.
Penanaman fondasi awal inilah
yang harus menjadi titik berat, agar anak dapat tumbuh menjadi manusia yang
tangguh dan selalu dapat bertahan kapanpun, di manapun dan dalam kondisi
apapun.
Bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar