Masalah adaptasi di kemudian hari ketika masuk ke sekolah umum yang konvensional masih menjadi topik hangat. Tetapi, anak-anak lulusan sekolah Montessori di mana penulis pernah bekerja, belum pernah menemui keluhan seperti itu. Bahkan sekolah-sekolah yang mereka pilih termasuk sekolah favorit di kota ini dan masuk pada kategori disiplin yang cukup ketat dengan metoda konvensional yang kental. Tapi Alhamdulillah mereka semua berhasil ‘bertahan’ dan berprestasi. Tidak ada yang perlu dikhawatirkan untuk sulit mengikuti segala aturan yang ada karena dasar-dasar untuk membekali anak agar dia bisa ‘survive’ adalah titik berat dan merupakan highlight dari metoda ini. ‘Help them to help themselves’ cukup holistik menjelaskan bahwa dia akan tangguh dimanapun berada dan dalam kondisi apapun karena anak dibekali sesuatu supaya dapat membantu dirinya sendiri dalam menghadapi apapun. ‘Be the best of themselves’ mengartikan bahwa apapun yang ada pada dirinya, anak akan merasa percaya diri dan nyaman dimanapun berada.
Satu hal lagi adalah metoda ini
sudah kuno, memang benar karena sudah lebih dari satu abad diciptakan. Ini yang
menjadi kekhawatiran orang banyak bahwa metoda ini sudah tidak relevan lagi
dengan pendidikan zaman sekarang. Tentunya kita harus mengingat bahwa metoda
ini berdasar dan bertumpu pada observasi anak dan menciptakan ide-ide yang
tepat untuk membantu perkembangannya. Sudah pasti kita harus bekerja terus
sesuai dengan perkembangan zaman termasuk juga terus memperbaharui kelas atau
sekolah Montessori yang ada sesuai dengan kebutuhan. Tidak ketinggalan
perubahan-perubahan pada perkembangan psikologi anak dan budaya pun perlu benar
dipertimbangkan sesuai dengan perubahan yang terjadi dan kemajuan zaman.
Salah satu yang penting untuk dibangun pada diri anak
usia dini adalah menanamkan motivasi belajar yang tumbuh karena kesadaran
sendiri. Hal ini termasuk sesuatu yang ditekankan dalam metoda Montessori. Metoda ini membantu anak-anak untuk menjadikan
pengalaman belajar menjadi suatu hal yang menyenangkan, bukan hal untuk
dihindari atau ditakuti. Tidak ada pemaksaan dan pendakwaan tentang kesalahan
yang membuat anak jera dan takut untuk mencoba lagi. Yang ada adalah justru
menumbuhkan kepercayaan diri dan memberi semangat untuk terus mau belajar dan
belajar. Di sinilah letak fungsi guru yang menurut saya tepat diterapkan
apalagi pada anak usia dini, yaitu sebagai pengarah. Karena saya percaya
anak-anak punya gayanya sendiri dalam belajar. Tidak ada imbalan dan hukuman,
mungkin bisa kita tawarkan sesuatu yang bersifat ‘acknowledgment’ ketika kita menemukan anak yang memang perlu di-support lebih.
Kekuatan lain pada metoda ini ada pada guru-guru yang
mempunyai kapasitas tepat sebagai pengarah. Karena di dalam pelaksanaannya guru
akan dihadapi berbagai macam masalah anak dari yang mudah sampai yang tersulit.
Menjadi pengarah bukanlah hal yang mudah, tapi akan menjadi mudah dan
menyenangkan bila kita melakukannya dengan sepenuh hati, optimis, dan selalu
ingin tahu lebih.
Selain alat-alat Montessori,
guru-guru Montessori pun mempunyai syarat dan ketentuan tersendiri agar semua
tujuan dari metoda ini dapat mencapai hasil yang optimal.
Di akhir tulisan saya ini saya hanya bisa berharap dan
mulai sedikit bergerak untuk paling tidak berkontribusi dalam merubah paradigma
belajar mengajar di negara kita khususnya dalam pendidikan anak usia dini
karena saat itulah masa-masa penting yang akan menjadi fondasi untuk kehidupan
selanjutnya.
SELESAI..
Referensi
Einon, Dorothy Dr.. Anak Kreatif (Creative Child) Mengenali dan
Membangkitkan Bakat Alami Anak Anda. Batam. Karisma Publishing Group. 2002.Gettman, David. Basic Montessori Learning Activities for Under Fives. New York. St. Martin Press. 1997.
Hainstock, Elizabeth G. Essential Montessori Updated Edition. New York. Plume Printing. 1986.
Lillard, Paula Polk. Montessori A Modern Approach. New York.
Schocken Books. 1972.
Woolfson, Richard C. Dr.. Bayi
yang Cerdas Memahami dan Merangsang Perkembangan Anak Anda. Batam. Karisma Publishing Group. 2002. (Terjemahan oleh : Ariavita Purnamasari)
Pengalaman pribadi sebagai guru
di Pra sekolah Bandung Montessori School