Pages

Sabtu, 12 Desember 2015

Kreasi Keren dari Peserta Konferensi Montessori AIMS Ke-3 UMN Serpong

Tanggal 17-18 Oktober 2015 yang lalu, acara Konferensi Montessori ke-3 diselenggarakan di UMN Gading Serpong. Wah kebeneran banget, deket sama lokasi tempat tinggal. Akhirnya saya memutuskan untuk mengirim semua pasukan guru Rumah Montessori untuk ikut perhelatan ini. Hehehe...karena mana tahu yang ke-4 nanti diselenggarakan bukan di daerah deket-deket kita lagi. Lumayan..menambah wawasan, teman dan ilmu bagi tim guru Rumah Montessori.
Lebih membahagiakannya lagi adalah : bisa bertemu dengan orang-orang yang sangat 'sesuatu' di perjalanan hidup saya.. hure..hure.. Ada Rumah Bermain Padi.. Bandung Montessori Preschool, Rumah Aruna dan Bumi Abdi Montessori (tebak sendiri nama-nama-nya yaa..)

teman-teman ter INDAH ku ...

tim guru Rumah Montessori dan pembimbingnya Bu Eva Sidabutar dari Rumah Aruna

Para pembicara konferensi ini masih orang-orang lama yang luar biasa yang saya sering lihat di setiap sesi acara yang sama, beberapa ada yang kenal dan harapannya mudah-mudahan di acara-acara serupa berikutnya makin banyak yang mau berbagi wawasan ya J (pasti ada dan banyak..).
bersama tim pengisi acara/pembicara konferensi montessori ke-3
 
Jujur, peserta konferensi ke-3 kali ini buanyak banget.. terus bertambah setiap tahunnya.. dan berhasil pula mengundang orang kemendiknas. Teman-teman dari Rumah Montessori pun banyak bergerak hadir dari tanah kelahirannya, seperti : Budi Bakti Samarinda Kalimantan, Banyuwangi, Pelita Hati Jember, Sahabat Montessori Jakarta. Mudah-mudahan jadi titik terang pendidikan di Indonesia ya.. Teman-teman yang tidak berasal dari Indonesia pun saya acungi jempol karena kagum dengan dedikasinya untuk Indonesia. Walau mereka punya budaya sendiri tapi tetap mereka selalu menomorsatukan budaya Indonesia.. Terimakasih..


Ini sudah kali ketiga saya masih hobby jadi pengisi acara alias pembicara di breakout session konferensi montessori ini. Dari awal mula konferensi ini diadakan AIMS dan nyemplung plung melulu di breakout session-nya.. Alhamdulillah materi saya tidak pernah tidak pakai bahasa Indonesia.. maafkan.. kita tinggal di Indonesia dan ilmu bagus ini harus dipahami utuh oleh masyarakat lokalnya.
Saat diajak mengisi breakout session konferensi yang ketiga ini, langsung kepikiran ingin memberikan materi yang isinya ‘relaksasi’..mungkin ini cerminan dari si saya yang belakangan rada hectic dan perlu sedikit sentuhan yang tidak melulu formal.

Kebayang juga para peserta, dua hari penuh harus mengernyitkan dahi ngumpulin dan mencoba memahami materi seminar yang padat dan berbahasa asing pastilah otak menjadi lelah.. Baiklah mari coba saya tawarkan sesi dimana para peserta bisa interaktif berkomunikasi, aktif bergerak dan bebas mengeluarkan ide-nya untuk dibagi sama rata ke semua peserta di dalam breakout session saya. Sebenernya ini modus juga sih, biar gak pada bosen sama materi yang penuh dengan bicara dari para pembicara. Biarlah para peserta yang datang juga ikut berbicara..haha.. Intinya yang jadi pembicara sekarang dibalik, para peserta lah yang menjadi nara sumber sesungguhnya.. hihi..
Maka jadilah topik “Ayo berkreasi membuat alat montessori sendiri” Bagi lah dan kenalkanlah ide-mu. Materi teori saya minim banget, setelah itu saya serahkan pada peserta untuk berkelana dalam kelas, mengobrol dengan sesama teman kelompok, saling kenal, saling bertanya, saling berpikir dan akhirnya membagi ide mereka dalam bentuk presentasi di depan kelas.


 
 
 
 
 
Hasil material para peserta? KEREN dan KECE semua! Banyak ide dan wawasan yang bisa ditambahkan sebagai tabungan membuat alat peraga edukatif. Paling tidak semua yang hadir terinspirasi kawan sesama peserta. Yang tadinya sangat gemar membuat alat peraga yang bagus rupawan, wawasannya bisa bertambah dengan adanya pemahaman yang lebih dalam tentang maksud dan konsep dari material yang dibuatnya. Karena alat peraga yang benar-benar dipahami fungsi dan tujuannya lah yang terpenting.

 




 
 







guru kalem dari Rumah Bermain Padi yang berbagi BAHASA INDONESIA..keren, Bunda..
Salut saya dengan ragam alat yang dibuat, ada yang benar-benar me-replika alat aslinya sampai ke detail dan ada pula yang mengambil benang merahnya lalu membuat material yang sejurusan dengan alat aslinya. Hasil yang luar biasa beragam, dengan bahan material seadanya dan terbatas.. mohon dicatat sekali lagi : dengan bahan material seadanya dan terbatas. Ini KEREN banget.. Ini yang harus dikembangkan.. Potensi guru yang tak pernah berhenti berkarya seperti inilah yang dibutuhkan para anak didiknya. Jujur, mudah-mudahan kreasi materialnya tidak hanya keren di saat konferensi ini saja ya.. tapi akan lebih bermakna bila diterapkan selalu di lapangan.. Salam kreatif ! J
So..masih bisa komentar bahwa Montessori mulai mem 'bumi' kan? *walau ada material yang tak bisa digantikan, tapi masih banyak jalan lain menuju Roma.. pahami dulu metodanya yuk

yang ini material buatan Rumah Montessori
 

Kamis, 10 Desember 2015

Kukembali ke Kotamu, Medan...

Pertama kali menjejakkan kaki di salah satu kota terbesar di Indonesia, Medan adalah sekira bulan Mei 2014. Membagi hanya pengenalan tentang Metoda Montessori saja secara singkat. Dari pertemuan pertama kali itulah, sebuah sekolah di Medan mengundang saya untuk kembali ke Kota Besar yang hangat ini. Kembali lagi memanjakan mata di salah satu bandara favorit : Kualanamu.

 

Bumi Medan yang saya temui ini penghuninya selalu tampak orang-orang yang hangat dan sangat menyambut baik. Entahlah bila ada yang punya pengalaman lain tentang-nya, it just : lucky me..
 
Sekolah Bina Insan Mandiri Medan. Ya.. itulah nama sekolah yang penuh semangat dan antusias untuk bersama-sama mengenal lebih lagi tentang metoda montessori pada tanggal 14-15-16 Agustus 2015.
Sekolah ini bagi saya cukup besar dengan fasilitasnya yang cukup lengkap. Saat bertemu dengan pihak yayasan, manajemen dan guru.. saya hanya ingin sampaikan, betapa mereka benar-benar senantiasa terus mencari informasi kekinian tentang pendidikan. Apapun akan mereka gelar bila materinya memang untuk urusan meningkatkan kualitas para pengajarnya.
 
 
 
Sekian banyak guru-guru yang diikutsertakan di sesi pelatihan ini menandakan bahwa, jangan pernah menyia-nyiakan ilmu yang menghampiri kita. Dengan ruangan aula yang besar dan peserta yang begitu banyak, saya sungguh merasa berarti di sini.. sayang kadang kala power suara saya yang sebetulnya sudah seperti panitia tatib lapangan ini tetap tidak bisa menjangkau audiens sebanyak dan ruangan sebesar itu. Walhasil panitia yang tanggap memberikan saya mikrofon yang mobile (berasa penyanyi.. #eaa..)
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
full team peserta training Sekolah Bina Insan Mandiri Medan

Senang sekali melihat guru yang penuh semangat dan antusias mengikuti pelatihan ini, namun tetaplah ada batas maksimal dimana manusia butuh pelemasan otak dan otot. Akhirnya tim guru tak kuasa untuk menggelar ‘ice breaking’ berupa joget bersama..hahaha.. serunyaa..
 
 
Hilang sesaat dahi berkerut dan pemusatan fokus terhadap materi yang saya berikan. Maafkan..karena jadwal waktu dan materi yang padat, kadang kala saya hanya ingin maksimal menyampaikan materi sebanyak-banyak yang saya punya..hehehe...
 

Tapi tenang saja, di pelatihan ini juga sudah masuk ke dalam paket bahwa ada simulasi praktek material montessori oleh para guru sebagai latihan. Sedari awal mereka hanya melihat, mendengar dan mengamati saya memberikan materi, kini saat mereka untuk mencoba sentuh, mengerjakan bahkan latihan praktek mengajarkan pada anak. Berbeda rasa pastinya J tampak mudah ketika melihat materi dipresentasikan, tapi begitu mencoba sendiri, ternyata.. sudah dipastikan harus terus berlatih – berlatih – dan berlatih lagi dengan material yang ada. Latihan presentasi dibuat klasikal, mengingat jumlah peserta yang banyak agar semua bisa kebagian berperan aktif.
 
 
 
 
 
 

 
Sering ditekankan pula bahwa jangan pernah merasa ‘mentok’ dan mati gaya dalam urusan mengemas pembelajaran. Mau pakai montessori kek, active learning kek, sentra kek, multiple intelligent kek.. whatever! Be flexible, panduan tetap dipegang tapi kondisi lapangan tetap menentukan segalanya karena yang kita hadapi adalah manusia yang kadang tidak terprediksi.

Di akhir sesi pelatihan, sebelum melanjutkan perjalanan pulang.. rasa lelah semua tiba-tiba raib dengan datangnya beberapa guru yang menyodorkan sebuah kotak harta karun..hehe.. terharu biru saya menerimanya :’) ini inisiatif mereka sendiri, ini termasuk juga bagian yang saya sebutkan mengapa saya bilang orang Medan itu ‘hangat’ dan ‘welcome’.. Terimakasih untuk semuanya, kesempatan yang diberikan sangat berkesan bahwa saya bisa berbagi lebih banyak dari pertemuan yang sebelumnya. Sukses terus untuk Sekolah Bina Insan Mandiri Medan ya J

Sayang dibuang rasanya serpihan-serpihan sisi lain dari sesi pelatihan di Medan sehingga saya ingin memajang juga gambar-gambar yang ada di seputaran kota Medan yang sempat saya ambil selama perjalanan yang mengesankan ini.