Salah satu area kurikulum di Metoda Montessori adalah area yang disebut Keterampilan Hidup atau dalam Bahasa Inggrisnya Exercises of Practical Life (EPL).
Menurut saya, area kurikulum ini adalah area persiapan tingkat dasar yang sangat penting bagi seorang individu.. bukan hanya persiapan untuk belajar tapi lebih dari itu : persiapan untuk (bekal) hidup.
Area yang sangat jarang saya temukan disediakan atau secara sadar sengaja dibuat sungguh-sungguh sebagai kurikulum pembelajaran di sebuah institusi pendidikan. Ketika sekolah-sekolah yang mainstream selalu menonjolkan dan mempromosikan bagian area kurikulum akademik seperti membaca - menulis - matematika - sains dll dan melewatkan kurikulum etika dan tata krama dalam berkehidupan sosial, metoda Montessori justru menjadikan area Keterampilan Hidup ini menjadi area 'inti' dari semua pembelajaran yang sifatnya akademik.
Jujur aja sih, buat saya.. kayanya saya lebih sreg dan sepakat ketika seorang individu secara moral dan etika berkarakter mulia lalu ditunjang kecerdasan akademik yang oke adalah lebih baik daripada hanya sekedar berotak akademik cemerlang tapi berbudi pekerti minimalis.
Lagi-lagi ini pilihan ya, teman-teman.. Saya pribadi lebih memilih prinsip : pengetahuan itu memang penting tapi berkarakter mulia itu lebih penting :) makanya.. (lagi-lagi) saya masih sepakat dengan metoda Montessori.
Di area keterampilan hidup (EPL) ini, selain anak-anak usia dini dilatih motorik, koordinasi tangan dan mata, fokus, kemandirian, disiplin, percaya diri, dasar-dasar berpikir logis dll melalui alat-alat kegiatan yang tersedia di setiap rak-rak kegiatannya, area kurikulum ini pun dengan jelas merinci setiap panduan yang dilakukan dalam rutinitas keseharian dalam kelas yang menurut saya sangat melatih anak-anak menjadi seseorang yang bertata krama baik dan santun, baik sebagai individu perseorangan maupun sebagai individu dalam sosial bermasyarakat.
Semua adab, tata krama atau peraturan dasar di bawah ini detil disusun oleh metoda Montessori ini sebagai kurikulum penting dalam persiapan belajar untuk hidup. Semua tata krama dan adab ini dilakukan sebagai kegiatan rutinitas yang harapannya akan menjadi kebiasaan positif yang nantinya akan menjadi karakter mulia di masa depan karena sudah melekat dalam kehidupan sehari-harinya.
Yuk mari atuh kita mulai baca-baca.. apa aja sih peraturan dasar dalam kelas Montessori teh.. Perlu digarisbawahi, bahwa yang di bawah ini adalah yang diterapkan di sekolah kami Rumah Montessori dan mungkin hanya sebagian saja yang tersampaikan dari peraturan dasar lainnya yang sekolah-sekolah Montessori lainnya lakukan. Feel free to search another resource yaa.. Mudah-mudahan tidak hanya bisanya copy paste dan menilai sepihak ajah.. hehehe.. biarkan ilmu kita bertambah banyak dengan selalu mencari dan membaca literature lainnya yang lebih banyak lagi..
PERATURAN DASAR DALAM KELAS
MONTESSORI
1. Harus selalu ada rasa saling
menghargai kepada semua orang dan segala sesuatu yang ada di sekitar kita
setiap waktu.
2. Rasa kepemilikan dalam pekerjaan,
hargailah pekerjaan orang lain dengan tidak mengganggu pekerjaan mereka
3. Berjalanlah dengan hati-hati di dalam
kelas (faktor keselamatan)
4. Gunakanlah suara yang lembut/perlahan
5. Alas kerja adalah tanda batas area kerja seseorang, hormatilah keberadaannya. Izinlah jika ingin berinteraksi dengan kegiatan yang ada dalam alas kerja tersebut. Berjalanlah mengitari alas kerja
lantai, agar tidak mengganggu pekerjaan orang lain yang sedang dikerjakan di
atasnya.
6. Hampir semua material di Practical
Life adalah untuk kegiatan perorangan
7. Jumlah kursi yang berada di sebuah
area, mengindikasikan jumlah anak yang diizinkan dalam area tersebut
8. Diusahakan bahwa hanya ada satu anak
(sebagai observer) yang mengamati proses kegiatan dari awal sampai selesai
9. Ketika duduk di kursi sebaiknya kedua
kaki berada di atas lantai (mengarah ke bawah/ke lantai)
10. Ketika kursi sudah tidak digunakan,
kursi didorong kembali ke tempatnya di bawah meja
11. Tidak melakukan panggilan dengan
suara keras dari satu sudut ruangan ke sudut ruangan lain yang berjauhan
jaraknya, datangi dan dekati orang yang bersangkutan lalu bicaralah
12. Untuk kegiatan yang basic/dasar,
kebanyakan pengerjaan materialnya tidak digabung dengan material lain
13. Ada kalung identitas khusus (name
tag) ketika anak-anak mengerjakan suatu tugas khusus, seperti contohnya piket membantu guru menyiapkan meja makan
14. Menyimpan kembali alat ke tempatnya semula setelah selesai dikerjakan adalah suatu bentuk melatih empati di mana anak-anak dibiasakan untuk berbagi alat-alat dalam kelas dengan yang lainnya melalui aturan disiplin tersebut. Alat-alat yang sudah kembali ke rak, artinya 'available for everyone' (artinya siap untuk digunakan siapa saja yang menginginkannya) serta melatih kebebasan yang bertanggung jawab
15. Untuk menjaga kesopanan dan saling menghargai : dekati dan tepuklah perlahan seseorang jika kita menginginkan perhatiannya, bicaralah dengan posisi yang sama tinggi dan ada kontak mata
16. Kegiatan yang mengandung air, selalu
sediakan alas kerja plastik
17. Kejadian khusus : jika mendengar bunyi bel yang sudah disepakati bersama jenis suaranya,
hentikanlah semua kegiatan dimanapun kita berada dan tunggu perintah
selanjutnya
18. Ketika kamu menginginkan sesuatu yang
dimiliki atau sedang dipakai orang lain, minta izinlah terlebih dulu untuk mendapatkannya. Pemilik berhak untuk menentukan kapan memberikan izinnya dan si pemohon diarahkan untuk tidak memaksakan kehendaknya (bersabar menunggu atau mencari alternatif aktifitas lainnya)
19. Pada hari pertama bagi anak yang baru
masuk kelas, ada satu guru yang siap untuk menemaninya seharian (untuk
kenyamanan sang anak)
20. Mengusahakan semaksimal mungkin
penggunaan kalimat-kalimat positif dalam penerapan aturan
21. Ketika duduk di atas lantai,
sebaiknya kaki disilangkan (bersila)
22. Tidak menginjak alas kerja orang lain,
jika ingin melewati area tersebut berjalanlah mengelilingi alas kerja tersebut
23. Bawalah satu objek dalam satu waktu dan contohkan bagaimana caranya berhati-hati dalam meletakkan, membuka tutup kotak penyimpanan alat. Ini semua melatih anak untuk ikut menjaga fungsi alat dan ke-awetan alat kegiatan
24. Penyimpanan balok-balok dan alat lainnya, posisi penyimpanannya haruslah yang dapat dijangkau oleh
anak, karena anak tersebut sendirilah yang akan membawa alat-alat kegiatan tersebut ke
area pengerjaan
25. Beberapa kegiatan seperti menulis,
mewarna ataupun tracing sebaiknya dilakukan di atas permukaan yang rata dan
memungkinkan anak melakukan posisi duduk yang baik (tegak)