Walaupun
‘latepost’ tapi masih berkesan kok perjalanan dan pengalaman indahnya.. Rapopo
yoo..
Di Lampung ini saya akan tinggal sekira 3 hari 2 malam.. Seperti biasa memenuhi undangan untuk sekedar membagi pengalaman dan ilmu yang saya punya untuk orang Lampung.
Ada yang
bingung mungkin dengan sebutan ‘Ruwa Jurai’ di judul tulisan ini.. Di mana eta
teh? Belah mana Indonesia? Kata itu sebenernya secara gak sengaja saya
baca di papan reklame yang ada di Bandara Lampung *ooh..ke Lampung ya*
Dan Negeri
Ruwa Jurai ini artinya negeri dengan dua penghuni *nyontek dari mbah google*.
Ya
emang bener, sesuai dengan kenyataannya bahwa Lampung memang dihuni oleh dua
macam penduduk yaitu penduduk asli (pribumi) dan penduduk pendatang dari berbagai suku bangsa. Kedua macam penduduk ini sama dominannya menghuni Bumi Ruwa Jurai.
Nggak aneh setiba saya di Bandara Raden Inten II dan dijemput oleh panitia
acara (Lovely Bee Day Care and Lampung Islamic Montessori School) saya masih belum ‘dapet’ feel Lampung-nya.. J
Dialek dan gaya bahasa
yang saya temukan di awal menginjakkan kaki justru Jawa dan Sunda banget..
lainnya Bahasa Indonesia seperti biasa. Baru setelah beberapa hari, muncul juga
kata khas Lampung ‘geh’ dari seorang anak kecil asli Lampung..
Beda dengan
ketika saya pertama kali berada di Samarinda, Pontianak, Singkawang, Jawa
Barat-Tengah-Timur atau saat bertemu peserta pelatihan dari daerah lain seperti
Cirebon, NTT dll..’taste of their culture and language’-nya kerasaa banget..
Waah..kalau
udah ngomongin tentang Endonesah emang ga ada abisnya..
Di Lampung ini saya akan tinggal sekira 3 hari 2 malam.. Seperti biasa memenuhi undangan untuk sekedar membagi pengalaman dan ilmu yang saya punya untuk orang Lampung.
Jujur.. baru
kali ini ada sekolah yang bersedia menjadi Event Organizer (EO)
menyelenggarakan pengenalan Metoda Montessori yang terbuka untuk umum.. Salut
untuk visi misi pemilik TK LIMOS dan Lovely Bee Daycare Bandar Lampung : Bunda
Firsta Primordiyanti *mudah-mudahan gak salah ngetik..kalo ngucap nama mah
Inshaa Allah gak belibet saya mah..*
Kerja keras
dan kesigapan mereka menyiapkan acara ini juga, saya acungi jempol.. Usaha-nya
untuk mensosialisasikan Montessori di Lampung dirasakan mereka sebagai
tantangan yang berat dan tidak mudah. Metoda asing, nama asing, budaya penduduk
yang cenderung dalam status ‘sudah dalam posisi wuenak’ – sulit untuk menerima
perubahan dan apalagi untuk berubah, adalah sederet masalah yang dihadapi EO
ini untuk ‘menarik’ massa ke tempat pelatihan di Gd. PascaSarjana Universitas Bandar Lampung.
Penuh
perjuangan memang. Tapi tidak sedikit juga yang menyambut, bahkan yang datang
dari kabupaten lain yang berjarak cukup jauh dari lokasi. Terimakasih
teman-teman..perjalanan jauh nya mudah-mudahan terobati untuk sama-sama mengenal tentang indahnya metoda ini dalam
memperlakukan manusia sesuai fitrahnya dan juga saat melihat keragaman alat-alat yang
dipraktekkan saat workshop *alat-alat tersebut hanya segelintir dari
keseluruhan alat-alat Montessori*
Niatan pihak
Rumah Montessori bertandang ke Lampung banyak juga misi-nya. Selain emang untuk
sosialisasi Montessori di Lampung, ada lagi nih..
Pertama,
untuk memenuhi janji dalam hati yaitu memberikan ilmu Montessori ini
untuk sebuah PAUD yang pemiliknya telah almarhum dan sebelum wafatnya telah ikut pelatihan di
Serpong. Beliau sangat ingin bisa guru-gurunya mendapat pelatihan ini..*Yth Alm
Pak Imam, beberapa guru Titah Bunda sudah diundang gratis, ya Pak..mudah-mudahan
ilmunya bermanfaat*
Kedua,
kunjungan balasan untuk salah satu alumni pelatihan Rumah Montessori yang
spesial.. Yova.. kebetulan keluarganya punya Hotel Serasi – tempat saya
menginap, sebuah hotel transit yang nyaman dan bersih di pusat kota dan ga
pernah kawatir dicuekin karena tuan hotel-nya perhatian banget. Thanks untuk
sarang walet, nasi goreng, air jeruk nipis, mie goreng, kopi asli Lampung, teh
manis dan pempek-nya. Big thanks untuk pinjaman alat-alat Montessori-nya.. Semangat terus untuk buka sekolah Montessori yaa..
Ketiga,
sebuah reuni singkat dengan salah satu BFF *nyontek istilah my little teen*
best friend forever.. Mia Tania.. ibu ini kebetulan lagi dines di salah satu
kebun gula besar di Indonesia.. Miaanaa.. thank you so much.. you bring this
session “it feels like home”.. Terimakasih sudah membantu presentasi di depan
panggung dan sudah jadi fotografer bajakan di acara ini. Mungkin ilmu ini juga
sudah sangat kaupahami, bahkan sudah sangat mungkin kau juga yang isi seminar
ini..hihihi.. Tapi mudah-mudahan cuap-cuap saya tidak berasa membosankan dan
‘dangkal’ ya Mii..
Keempat,
eksploring alam Lampung.. Bunda Firsta beserta keluarga memang
pemandu wisata yang luar biasa.. Terimakasih untuk jalan-jalannya.. Terimakasih untuk makan bersamanya.. Saya
diculik ke tempat yang sangat cantik.. It feels like in a private island.. O M G!
Pulau Kelagian namanya.. 20-30 menit naik perahu.. Pasirnya haluuss seperti tepung, putih dan masih bersih. Panen benda laut deh.. Di sini kebanyakan sampah alami yang ditemukan, sampah manusia sudah mulai nampak sedikit L
Lampung ini
kaya betul alam lautnya.. posisinya dikelilingi pesisir dan pantai dengan beragam
tipe dilihat dari sudut letak geografisnya. Dua pesisir berupa pantai selat dan satu lagi merupakan
pantai yang bertemu laut lepas alias samudera.
Montessori
trip ke Lampung selesai sudah seiring berakhirnya bulan April 2014.
Jatuh hati ke tanah Lampung sudah dimulai saat
terbang menuju gerbang Pulau Sumatera ini karena disuguhi pemandangan indah
dari ketinggian penerbangan yang tidak terlampau tinggi..
Damn, I love
Indonesia!